Dalam beberapa hari terakhir ini, udara di Cilacap termasuk Adipala terasa lebih dingin dari biasanya. Terlihat masyarakat Desa Kalikudi Kecamatan Adipala ada yang menggunakan jaket untuk mengatasi dinginnya cuaca.

Berdasarkan informasi yang dirilis oleh BMKG, Stasiun Meteorologi Cilacap, Kamis (20/6/2019). Hal tersebut dikarenakan adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia dan rendah di Asia ini, menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia dengan membawa massa udara dingin dan kering tersebut ke Asia melewati Indonesia yang kemudian dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia.

Terjadinya Monsoon dingin Australia yang berlangsung dari bulan Juni, diprakirakan hingga puncak musim kemarau pada bulan September nanti. Kejadian suhu dingin ini diprakirakan akan normal, sehingga tidak perlu dikawatirkan oleh masyarakat sekitar.

Dampak di Cilacap, Adipala dan sekitarnya tidak terlalu signifikan, dampak terhadap kulit misalnya menjadi kelihatan kering (busik) dan kusut, bagi yang alergi terhadap dingin perlu persedian baju yang lebih hangat.

Munculnya kabut di pagi hari pada saat musim kemarau, seperti hari ini dan beberapa hari yang lalu merupakan sesuatu yang wajar dan lazim terjadi, kemunculan kabut ini juga menambah dingin suhu udara di wilayah Cilacap.

Musim kemarau ini juga berdampak pada para petani di wilayah desa-desa se Kecamatan Adipala. Tanah sawah yang mulai kering dan bahkan mlethak membuat para petani bekerja ekstra untuk mengairi sawahnya. Terlihat secara berkala para petani menyedot air dari irigasi yang masih mengalir ke sawahnya.

Kondisi tanah sawah yang lebih tinggi dibandingkan dengan irigasi, dan tidak ada hujan sehingga sawah petani kering. Terkadang irigasi juga tidak mengalir. Sudah dua hingga empat hari irigasi tidak mengalir. Jadi terpaksa petani tidak menyedotkan air ke sawahnya.